Pulau Kalimantan

Kalimantan atau juga disebut Borneo oleh dunia internasional, adalah pulau terbesar ketiga di dunia yang terletak di sebelah utara Pulau Jawa dan di sebelah barat Pulau Sulawesi. Pulau Kalimantan dibagi menjadi wilayah Indonesia (73%), Malaysia (26%), dan Brunei (1%). Pulau Kalimantan terkenal dengan julukan "Pulau Seribu Sungai" karena banyaknya sungai yang mengalir di pulau ini. Borneo—yang berasal dari nama kesultanan Brunei—adalah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda untuk menyebut pulau ini secara keseluruhan, sedangkan Kalimantan adalah nama yang digunakan oleh penduduk bagian timur pulau yang sekarang termasuk wilayah Indonesia. Wilayah utara pulau ini (Sabah, Brunei, Sarawak) untuk Malaysia dan Brunei Darussalam. Sementara untuk Indonesia wilayah Utara, adalah provinsi Kalimantan Utara.
Etimologi
Asal-usul nama Kalimantan tidak begitu jelas. Sebutan kelamantan digunakan di Sarawak untuk menyebut kelompok penduduk yang mengonsumsi sagu di wilayah utara pulau ini. Menurut Crowfurd, kata Kalimantan adalah nama sejenis mangga (Mangifera) sehingga pulau Kalimantan adalah pulau mangga. Namun dia menambahkan bahwa kata itu berbau dongeng dan tidak populer. Mangga lokal yang disebut klemantan ini sampai sekarang banyak terdapat di perdesaan di daerah Ketapang dan sekitarnya, Kalimantan Barat.
Budaya

- Budaya Dayak dari Kalimantan Tengah, Timur, Barat, Utara
Suku Dayak adalah suku asli Kalimantan yang terdiri dari banyak sub-suku seperti Ngaju, Kenyah, Iban, dan Kayan. Mereka dikenal dengan rumah adat yang disebut rumah betang (panjang), yang ditinggali secara komunal oleh banyak keluarga. Upacara adat penting seperti Tiwah (upacara kematian) mencerminkan kepercayaan tradisional Kaharingan, yang kini banyak berasimilasi dengan agama Hindu. Seni ukir, tato tubuh, manik-manik, dan tarian seperti Tari Giring-Giring menjadi warisan khas suku Dayak. Pakaian adatnya dihiasi bulu burung enggang, manik, dan kulit kayu. - Budaya Banjar dari Kalimantan Selatan
Suku Banjar memiliki budaya yang dipengaruhi oleh Islam, Melayu, dan Jawa. Salah satu kekayaan budayanya adalah rumah adat Bubungan Tinggi yang khas. Dalam kehidupan sosial, mereka masih menjaga tradisi seperti *baayun anak* (upacara tolak bala bagi bayi) dan upacara pernikahan adat yang meriah. Seni sastra Banjar terkenal dengan pantun dan syair religius. Tarian tradisional seperti Tari Baksa Kembang menjadi simbol kelembutan wanita Banjar. Kuliner seperti soto Banjar dan ketupat kandangan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya ini. - Budaya Kutai dari Kalimantan Timur
Budaya Kutai banyak dipengaruhi oleh sejarah Kerajaan Kutai, salah satu kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Tradisi dan upacara seperti Erau, sebuah festival budaya dan ritual besar, menjadi ciri khas penting. Dalam Erau, masyarakat melakukan berbagai atraksi, ritual adat, dan pertunjukan seni seperti tari Jepen yang menunjukkan perpaduan budaya Kutai dan Melayu. Masyarakat Kutai juga memiliki pakaian adat dengan warna cerah dan motif khas. Selain itu, alat musik tradisional seperti sampe dan gambus digunakan dalam berbagai pertunjukan budaya. - Budaya Tidung dari Kalimantan Utara
Suku Tidung dikenal sebagai masyarakat pesisir yang memiliki adat dan budaya yang bercampur antara budaya Dayak dan Islam. Dalam kehidupan adat, mereka masih melestarikan tradisi seperti pernikahan adat Tidung yang melibatkan prosesi *berlilin* dan *berbaki*. Bahasa Tidung dan musik tradisionalnya menjadi bagian dari identitas mereka, seperti juga Tari Magunatip (tari bambu) yang dinamis. Rumah panggung yang dibangun di atas air atau rawa juga menjadi ciri khas arsitektur tradisional mereka. - Budaya Melayu Kalimantan Barat
Masyarakat Melayu di Kalimantan Barat memiliki budaya yang lekat dengan Islam dan adat istiadat Melayu. Mereka memiliki rumah adat dengan arsitektur kayu yang khas dan biasanya berada di tepi sungai. Tradisi seperti tepung tawar, kenduri, dan zikir masih dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Tarian Zapin dan rebana menjadi bagian dari kesenian tradisional Melayu. Kuliner seperti bubur pedas dan lempok durian menjadi hidangan khas masyarakat Melayu Kalimantan Barat.